Universitas Kehidupan & “MAHASISWA”nya


APA YANG DICARI SEORANG PASIEN DI RUMAH SAKIT???

Mungkin sebuah pertanyaan retoris. Lalu apa yang AKU cari di tempat itu juga? SEMBUH, ya sebuah tujuan mayoritas sang pasien ketika “berlibur” ke tempat ini, bahkan budget BERLIBUR ke tempat ini bisa jadi mengalahkan liburan keliling Indonesia ataupun keliling Asia…
Ketika pernyataan di sebuah milis “Sembuh adalah FATAMORGANA dari sebuah Deformitas”, terpuruk kah sang pasien??? JELAS… itulah sudut pandangku kala itu, tapi TUHAN telah memberikan pelajaran yg lebih berharga dari kata “sembuh” bahwa di tempat ini AKU semakin menyadari betapa gedung bertingkat ini menyodorkan PELAJARAN yang mungkin tidak terdapat di KURIKULUM jenjang pendidikan apapun bahkan termasuk perguruan tinggi manapun di dalam negeri bahkan di luar negeri sekalipun.

Dan AKU menyebut Rumah sakit sebagai UNIVERSITAS KEHIDUPAN… Lalu apakah yg berhak di WISUDA & mendapatkan Ijazah di Universitas kehidupan adalah pasien yg berhasil sembuh? Lalu pasien yg Gagal akan di DO? Ahhhhh… tidak tampaknya, karena hanya TUHAN lah yg berhak menilai, apakah setelah di GEMBLENG di tempat itu sang Pasien semakin mengenal TUHANnya dan semakin mengenal jati dirinya sebagai Manusia, betapa Tuhan memberikan begitu banyak kelebihan kpd Manusia sbg Makhluk Ciptaan-Nya yg sempurna agar kita bisa bertadabur & bertafakkur... memahami kembali hakikat QS. Al Insaan...

Dibalik tembok rumah sakit menampilkan sebuah DUNIA tersendiri. Dunia yang UNIK, menarik dan dipenuhi fragmen2 kehidupan yang mengusik jiwa. Betapa tidak, disinilah sebagian orang---dengan bantuan tim medis, obat2an & peralatan medis---berjuang untuk LEPAS dari cengkraman Malaikat Maut, atau setidaknya memBEBASkan diri dari rasa sakit dan ketidakenakan, padahal akhir dari kehidupan seseorang sebenarnya sudah tertulis dalam kitab Lauh Mahfudz, hanya mungkin di tempat seperti ini terasa lebih DEKAT…

ATRESIA BILIER

Beberapa waktu lalu fildzah sempat membaca berita balita yang terkena Atresia Bilier, terdengar asing ditelinga masyarakat indonesia. Persepsi masyarakat tentang hal ini hanya menganggap ini sebagai penyakit kuning biasa. Orang tua zaman dulu sih suka nyuruh "udah jemur aja" eitss.. tapi yang ini beda. Silahkan dibaca :

Story Of life -FAHRI-

Menuju pengujung tahun 2014, ya.. Desember tahun ini memang istimewa, berita-berita baik melenyapkan kesedihanku akan sebuah kenyataan yang harus ku terima dengan tegar dan kuat. Tuhan belum berkendak akan sebuah perbaikan kualitas hidupku, Dia uji lagi kesabaranku. Aku percaya aku lebih kuat dari apa yang aku bayangkan, sejak mendengar berita dari dr. Dr. Rahyus Salim spOT tentang berita bpjs yang masih absurd, aku lebih sering memeluk kedua orangtuaku hanya untuk mengungkapkan "aku sayang kalian, kalian orang hebat yang selalu jadi alasan untuk aku kuat", berita pekerjaan Papah yang selalu baik, mamah yang selalu ingin membantu sesama. Hebat sekali dan aku bangga. kemarin Juni Putih pada tanggal 13 bertambah umur menjadi 19 tahun. Sekali lagi selamat ulang tahun semoga dengan bertambahnya umur kamu semakin menjadi pribadi yang menurut pada perkataan orangtua, mengemban tanggung jawabmu sebagai seorang kaka, belajar yang rajin biar jadi sarjana yang sukses nantinya. Aku masih menunggu waktu yang tepat untuk memberikan hadiah kecil itu. Do'aku selalu ada untukmu, bukan untuk supaya kamu bersamaku tapi untuk semoga Tuhan selalu membuatmu bahagia oleh siapapun dan kelancaran dalam setiap prosesnya apapun itu.
Selain ikut bahagia di hari bahagia juni putih, aku juga sangat-sangat bahagia tentang pertemuanku dengan seorang yang hebat dan kuat.
Allah SWT, mempertemukan aku dengan Fahri sosok kecil yang memang sangat hebat menurutku. Jelas saja, Allah begitu kuasa menguji Fahri. Sejak lahir, dia sudah menyandang Osteogenesis Imperfecta (kelainan genetik pembentukan jaringan ikat yg di tandai dengan tulang mudah rapuh dan pecah).

Menjelaskan Kesepian

Waktu merangkak dengan cepat,
merangkak yang kita kira lambat
ternyata bergerak seakan tanpa
jerat. Semua telah berubah, begitu
juga kamu, begitu juga aku, begitu
juga kita. Bahkan waktu telah
menghapus KITA yang pernah
merasa tak berbeda, waktu telah
memutarbalikkan segalanya yang
sempat indah. Tak ada yang tahu,
kapan perpisahan menjadi penyebab
kegelisahan. Aku menjalani, kamu
meyakini, namun pada akhirnya
waktu juga yang akan menentukan
akhir cerita ini. Kamu tak punya hak
untuk menebak, begitu juga aku.
Kaubilang, tak ada yang terlalu
berbeda, tak ada yang terasa begitu
menyakitkan.

Bisakah Kau Bayangkan Rasanya Jadi Aku?

Oleh : dwitasari

Kamu pernah menjadi bagian hari-
hariku. Setiap malam, sebelum tidur,
kuhabiskan beberapa menit untuk
membaca pesan singkatmu. Tawa
kecilmu, kecupan berbentuk tulisan,
dan canda kita selalu membuatku
tersenyum diam-diam. Perasaan ini
sangat dalam, sehingga aku memilih
untuk memendam.
Jatuh cinta terjadi karena proses yang
cukup panjang, itulah proses yang
seharusnya aku lewati secara alamiah
dan manusiawi. Proses yang panjang
itu ternyata tak terjadi, pertama kali
melihatmu; aku tahu suatu saat nanti
kita bisa berada di status yang lebih
spesial. Aku terlalu penasaran ketika
mengetahui kehadiranmu mulai
mengisi kekosongan hatiku.