Story Of life -FAHRI-

Menuju pengujung tahun 2014, ya.. Desember tahun ini memang istimewa, berita-berita baik melenyapkan kesedihanku akan sebuah kenyataan yang harus ku terima dengan tegar dan kuat. Tuhan belum berkendak akan sebuah perbaikan kualitas hidupku, Dia uji lagi kesabaranku. Aku percaya aku lebih kuat dari apa yang aku bayangkan, sejak mendengar berita dari dr. Dr. Rahyus Salim spOT tentang berita bpjs yang masih absurd, aku lebih sering memeluk kedua orangtuaku hanya untuk mengungkapkan "aku sayang kalian, kalian orang hebat yang selalu jadi alasan untuk aku kuat", berita pekerjaan Papah yang selalu baik, mamah yang selalu ingin membantu sesama. Hebat sekali dan aku bangga. kemarin Juni Putih pada tanggal 13 bertambah umur menjadi 19 tahun. Sekali lagi selamat ulang tahun semoga dengan bertambahnya umur kamu semakin menjadi pribadi yang menurut pada perkataan orangtua, mengemban tanggung jawabmu sebagai seorang kaka, belajar yang rajin biar jadi sarjana yang sukses nantinya. Aku masih menunggu waktu yang tepat untuk memberikan hadiah kecil itu. Do'aku selalu ada untukmu, bukan untuk supaya kamu bersamaku tapi untuk semoga Tuhan selalu membuatmu bahagia oleh siapapun dan kelancaran dalam setiap prosesnya apapun itu.
Selain ikut bahagia di hari bahagia juni putih, aku juga sangat-sangat bahagia tentang pertemuanku dengan seorang yang hebat dan kuat.
Allah SWT, mempertemukan aku dengan Fahri sosok kecil yang memang sangat hebat menurutku. Jelas saja, Allah begitu kuasa menguji Fahri. Sejak lahir, dia sudah menyandang Osteogenesis Imperfecta (kelainan genetik pembentukan jaringan ikat yg di tandai dengan tulang mudah rapuh dan pecah).
kedua orangtua fahri sudah bercerai, ibu Fahri (Sani) yang juga menderita penyakit yang sama bekerja sebagai tukang tissu di sekitar BIP kota Bandung, sebelumnya bu Sani sempat berjualan keresek di sekitar masjid agung bandung meskipun sesekali dia harus berkejaran dengan Satpol PP tapi itulah pekerjaan bu Sani. kini kondisi Fahri, Paru-parunya terus membengkok semakin terdorong ke depan sehingga semakin sesak jika bernafas, tulang belakangnya semakin terdorong ke belakang, tangan dan kakinya semakin kurus dan melengkung dan semakin tidak bisa menopang tubuhnya sendiri, merangkak pun sudah semakin tak bisa. Kakinya yang patah terus mengeluarkan nanah, Fahri bilang dia belum pernah dibawa kerumah sakit lagi. Hanya dibawa ketukang urut. Jd bergerak hanya sedikit-sedikit, dengan kondisi tulang-tulangnya mudah patah.
Kondisi terakhir Sabtu 13 Desember 2014 betis kaki kanan Fahri patah dan selama 2 bulan perbannya belum mau di lepas, karena jika di lepas kakinya akan terasa sakit jika bergerak, tapi jika tidak di lepas selama itu khawatir malah membusuk. Tapi sabtu 20 desember 2014, perbannya sudah dilepas meski Fahri sesekali kesakitan dengan kakinya yang terus mengeluarkan nanah.
Terakhir berobat ke Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung th 2009, karena
keterbatasan biaya & sulitnya membawa
Fahri dengan kondisi seperti ini, pernah
mengajukan bantuan pengobatan hingga ke Dinas Kesehatan tapi sudah lama belum mendapatkan tanggapan. Neneknya Fahri yang hanya terbaring tak berdaya merasa sangat berat mengasuh kedua cucunya (fahri dan izan adiknya) neneknya pernah tidak makan selama 1 bulan hanya minum air karena tidak ada yang mengurus dan kurangnya biaya.
Itulah sedikit yang dapat aku share sama kalian tentang Fahri, bu Sani dan Mak Eret. Bagaimana mereka berjuang hidup dalam kesusahan. Sosok Fahri yang begitu kuat dan tegar membuat aku tidak menyerah, aku bisa, insyaAllah bisa mencapai target hidupku.
Semoga Fahri mendapat perhatian dan bantuan dari pemkot bandung, semoga saja upaya yang sedang dilakukan pemerjuang Fahri berhasil terdengar oleh pak Ridwan Kamil, Dinas Kesehatan, Pihak-pihak yang cukup kompeten dibidangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar