SUDAHI

Aku ingin terbang bersamamu melayang menembus langit.
Namun sayang sayap-sayapku patah.
Aku paksa mengepakkannya namun aku terjatuh dipijakan berbatu
Salah, sepi, sakit...
Bantu aku, keluarkan aku dari derita ini...
Derita ingatan tentangmu selamanya
Bebaskan aku dari segala ini
Setelah ini aku tak akan terluka
Cukup dirimu, mengapa harus kau tahan langkahku bersamanya
Jangan halangi aku, aku ingin temukan duniaku sendiri
Bagiku duniamu terlalu indah untukku.
Berharap bersamamu sama dengan menunggu keajaiban datang.
Biarkan segala mimpi itu terbang
Takdir akan menentukan kemana langkahmu dan langkahku berpijak...
Tinggalkan saja tanpa kata tak perlu bicara aku sudah bisa membacanya
Cukup, tak usah ditangisi. Sudahi dilema ini, jalani yang kau pilih
Jangan biarkan semua ini, jadi senandung kemarahan
Tak perlu ada nyanyian dendam
Sudahi, sudahi saja

CINTA YANG HILANG

Kini aku termenung sendiri, hati ini terasa sakit
Mengapa semua harus terjadi padaku?
Kekecewaan yang selalu kurasakan. Kedatanganmu memang penyembuh luka...
Tapi kepergianmu lebih meninggalkan luka.
Hanya air mata yang terus menetes
Menjawab semua kepedihan ini
Kasih,,,
Mengapa kau harus datang padaku?
Jika pada akhirnya hanya meninggalkanku!
Mengapa kau harus mengisi hatiku?
Jika aku hanya sesaat untukmu!
Taukah kau betapa sakitnya hati ini????
Yang hanya sebagai persinggahanmu...
Mengapa kau harus mencintaiku?
Jika akhirnya membuat luka hatiku, Luka yang belum sempat terobati sampai saat ini.

AKHIR SEBUAH MIMPI

Apa yang ku-cari?
Teratai udah ku-miliki
Mawar udah ku-petik
Melati udah ku-nikmati harumnya
Tapi jiwaku hampa…
Ruang-ruang kosong yang kau
tinggalkan
Menusuk…
Merobek…
Leburkan…
Musnahkan….
Tiap kata yang mulai terangkai
Bagaimana aku mencari ??
Kaki-ku patah
Mata-ku buta
Telinga-ku tuli
Lisan-ku bisu
Tiada yang bermakna dari hidup
Tiada tumpuan tuk memulai
Memudar bersama sang waktu
Sirna bersama sang morgana
Mengapa harus mencari??

PUPUS SUDAH

Jauh di atas rasaku tersirat sebuah nama…
CINTA...
tak terbatas ruang dan waktu…
Nama itu tlah tertanam kuat d hatiku…
ku tak pernah tahu cara menghentikan laju waktu yg slalu menghimpitku dengan emosiku…
Terasa sakit... tapi tak ingin lepas dari rasa sakit itu…
seperti ketika malam itu..
Hati yg penuh pengharapan seketika seperti fatamorgana yg terlihat nyata..
ketika ku sentuh dan ku genggam jemarimu..
Berlari penuh senyum seakan waktu takkan pernah berlalu..
ketika malam semakin larut...
ku tersadar kau takkan pernah aku miliki..
Jiwa dan ragamu takkan pernah mendekap cinta ini..
Tapi inilah hatiku…

HARAPAN YANG PUPUS


Namamu...
Tetap terindah dalam hatiku.
Cintamu…
Tetap terbaik dalam hidupku.
Walau…
Sekarang telah pergi membawa janjimu.
Meninggalkanku…
Tinggalkan aku harus hidup dalam kenanganmu.
Namamu…
Abadi tersimpan dalam singgasana hati.
Terukir indah tanpa tergantikan.
Peganti rinduku hanya namamu lirih ku panggil.
Puisiku ini wujud diriku.
Suara hatiku…
Merindukanmu…
Mutiara hatiku adalah dirimu yang terindah.
Kala embun pagi menyapaku.
Ingin sekali aku berteriak.
Memanggil namamu.
Untuk katakan aku merindukanmu.

MENAWAR MIMPI

Rantai pongah itu sedang mengumandangkan nyanyian srigala liar malam hari
gaungnya tinggi setinggi langit, mensiasati arti yang sesungguhnya.
Artian merah tak selalu berani menantang sombongnya putaran dunia.
Siapa yang takluk di kaki bumi torehan luka jejak-jejak pasti?
Meniup-niup bara seolah takut padam di bakar hangus api menjadi debu dan terbangkan serpihan ke penjuru ujung buntu dunia sepi.
Nyanyian itu tak lagi hanyutkan pesona nada biru muda.
Patah ditengah membuat lengkungan serat tak lagi sama.
Semua menjadi kaku tak terpijak meski masih satu.
Kesombongan mati di lecut kuasa hati, meneriakkan gelegar tak makna diatas keinginan jiwa.
Hanya pengecut yang takut menghadapi hidup, takut hanya karena tak merasa pantas takdir yang ada.
Sejuk sapaan lembut angin timur, membelai-belai merayu memabukkan arah tujuan.
 Gelombang panasnya meracuni sudut-sudut hati butakan mata.

My Scoliosis

Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa hampir lima tahun lamanya aku hidup bersama “angel”. Mungkin aku tidak sama dengan orang sakit lainnya, aku hidup dengan diiringi rasa sakit setiap saat. Berat rasanya menerima sebuah kenyataan, yang seakan-akan menelanku dalam kesunyian dan kesepian. Sering aku menjerit dan menangis lalu bertanya, mengapa harus aku Tuhan? Apa salahku sehingga Engkau hukum aku seperti ini? Berikan jawaban itu! aku lelah melewati setiap hariku. Tuhan tidak menjawab pertanyaanku secara langsung, tapi Dia memberikan jawaban itu seperti reaksi berantai. Sedikit demi sedikit, aku mulai mengerti. Ini bukan ‘hukuman’ tapi ini ‘anugrah’, Tuhan berikan aku sebuah keistimewaan. Mungkin aku lelah, terkadang menyerah ketika rasa sakit itu datang begitu hebat. Mengalahkan semua energi positif dalam diri. Tapi aku merasakan sebuah kebahagiaan tak terduga, kenapa bahagia? Karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama, mempunyai cerita hidup sehebat ini. Bagaimana tidak hebat? Aku mampu melewati setiap lika-liku hidup. Melawan rasa sakit, berjuang meraih masa depan, dan berada dalam perbedaan.
-FildzahNurulFauziyyah-

Dosa Dan Doa

Menatap mentari pagi tak lagi beringsut menenangkan jiwa
bahkan kadang panas membara semakin jadi.
Embun pagi tak lagi terasa sejuk, menggasak lupa kejernihan yang tertindas.
Ada apa dengan dunia ku?
Kering kerontang tanah terpijak,
menjerit dalam bisu berkepanjangan,
tak ada suara gema mencelat mengusung butiran kecil asa terdalam.
Hening di hempas badai gelombang tak arah menentu.
Mari menangis meratap noda yang sudah tersandang,
kematian busuk menendang-nendang luapan amarah angkara yang tiba-tiba murka.
Dosa apa ini?
Kalau ini harus tertandingi , sujud maaf haruslah di sebarkan, agar alam tak lagi marah menindas semua keindahan sekaligus kenistaan yang ada.
Mau apa setelah ini? ketika tak ada lagi bau hutan dan air yang menciprati paras-paras baya.
Dosa dan doa , hanya itu ………

Love Of Kubus ( Serpihan Hati )


Aku terpuruk nista dan merasa tak berguna. Tak ada sedikitpun untukmu, katanya. Sakit . Sakit sekali. Dia bilang dengan jujur bahwa dia mencintai seseorang.
Begitu tidak berartinya diriku baginya kini sehingga tidak ada sisa cinta untukku.
Hanya seseorang itu yang ada didalam
hatinya. Aku merasa hina aku merasa
kalah. Kalah telak. Penyesalan itu
sekarang menggunung. Entah apa namanya...
Aku terkapar di dalam kesendirian. Keputusasaan ini menyedihkan!
Walau sudah ribuan kata ikhlas terurai, tapi kenapa hati ini masih hitam tak juga rela?
Tak bisa kugapai kebahagiaan itu. Terlalu sulit. Tanganku menggantung tak lagi mampu menggenggam, apalagi memeluk.
Dia telah jauh berjalan tak mampu
lagi kukejar. Kuteriakkan namanya hampir di setiap desah nafasku.
Rasa cinta ini tak pernah terkikis meski harus .
Mengapa geming hati tak lagi ada?
Nadanya tak lagi terdengar!
Dentingnya perih di sayat... Hanya
raungan jerit tak terdengar!
terpental-pental di dinding hati yang sudah kusam tak lagi terjaga.
Kotor oleh sampah-sampah ucapan dan kebencian yang entah kapan datangnya.
Aku merasa tak berharga , tak ada lagi yang harus dipertahankan.
Ketika ketidak peduli dan bosan sudah didendangkan, menari seakan bergoyang, berlomba menjejalkan rasa pahit di ruang sombong dada ini.
Ketika rasa ingin pergi dariku begitu kuat...
Tak ada lagi penghalang. Tak mampu juga aku berdiri menghalangi...
Terlalu rapuh,Terlalu lemah.
Karena badai yang datang akan terlalu kuat.
Dia menerjang apa saja!
Masa lalu yang tak indah ternyata bisa jadi sebuah alasan penghianatan. Meski
kata janji pernah terucap. Namun ingkar selalu ada di dalam bayang.
Dia telah ingkar!
Sekarang disini aku terpuruk bagai debu yang harus dicampakkan.
Ditiup atau di tebas hingga lenyap.

Love Of Kubus ( Percy Bysshe Shelley )


Aku bangkit dari mimpi-mimpi
tentang dirimu.
Pada saat pertama kali mata
terpejam di suatu malam,
Ketika angin berhembus lirih,
Dan bintang-bintang bersinar
terang...
Aku bangkit dari mimpi-mimpi
tentang dirimu,
Lalu tenaga di sepasang kakiku,
Membimbingku–yang entah bagaimana?
Menuju ke jendela kamarmu, Sayang!
Mengembara di udara semua meredup.
Dalam kegelapan, dalam aliran keheningan...

Love Of Kubus ( Juni Putih )


Juni, bahkan aku tak pernah
berpikir membuat jawaban
untuk pertanyaanmu itu
apalagi menyimpannya lalu
kuberikan padamu sore ini
saat langit di barat membuat
segaris warna kuning perak.
Pertanyaan itu seperti salju
yang tiba-tiba menggantikan
dedaunan kering menggantung
pada ranting-ranting di musim
gugur, membuat oranye,
kuning dan merah, menjadi
putih, hanya putih.
-hari itu-

Love Of Kubus ( Bagaimana Lagi Caranya Kita Bertemu )


Dengarkah dirinya,
Suaraku memanggil suaranya
Lihatkah dirinya,
Mataku mencari matanya
Merasakah dirinya,
Namaku menyebut namanya
Tahukah dirinya,
Rinduku menginginkan
rindunya
Tak apa-apakah jika,
Cintaku mendoakan cintanya
Bagaimana lagi supaya
Senyumku hidup di dalam
senyumnya
Bagaimana lagi supaya
Kami Bisa Bertemu

Meraih Mimpi ( Part 1 )


Ketika aku melalui hari-hariku saat itu, aku merasa sangat lelah dan letih. Bahkan aku sering menyerah, aku bertanya-tanya sampai kapan? Hidupku tak pernah lepas dari rasa sakit setiap saat, yang terus mendampingi disetiap detik hidup ini.
Aku terus bertahan, menunggu, entah sampai kapan Tuhan menyembunyikan kebahagian itu. Bukannya aku tak bersyukur dan tak bahagia saat itu. Tapi fase seperti saat itu yang membuat kebahagian seakan hilang tanpa jejak.
Tapi saat ini aku sangat bersyukur, lima tahun aku menanti. Kebahagiaan itu datang bertahap, seakan semakin dekat aku memetik bintang. Semakin aku yakin, Tuhan ada disetiap langkahku.

LOVE OF KUBUS ( Cinta Imitasi )

Jatuh cinta pada seseorang
yang kita tahu takkan pernah
bisa membalas perasaan ini,
menolak kita dengan terang,
memenggal hati ini dalam
sekali tikaman, kadang lebih
baik. Daripada jatuh cinta
pada seseorang yang ternyata
hanya pura-pura mencintai
kita, yang menyimpan alasan
seperti utusan peri dari negeri
dongeng, tak tega melukai hati
ini, tapi ternyata tanpa dia
sadar dia sedang membunuh
hati ini secara perlahan-lahan,
sampai dalam… dalam sekali.
#terkutip

My Scoliosis Journey

5Tahun sudah hidup dengan berusaha berdamai dengan skoliosis, pernah coba aku abaikan keberadaanmu dalam diriku. Akhirnya kamu berteriak lagi memberi tahu bahwa kamu masih hidup dalam ragaku...
Bukan hal yang mudah untuk melewati hari, terlebih saat masa smp. Dengan badan yang kurus skoliosisku semakin terlihat saja. Pertumbuhan badanku juga terhambat karena aku memakai brace, waktu berlalu akhirnya aku lulus dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kelas X semester 1 aku masih memakai brace. Mungkin mereka melihat aku aneh... seperti robot. Ah tapi yasudahlah...

My Scoliosis Journey

Hai.. postingan terakhir aku saat itu bulan Mei, baru bisa menulis lagi sekarang. Modemku rusak... yaaaa parah dan menyebalkan. Sedangkan.untuk akses blog, peramban handphoneku tidak mendukung. Ahirnya aku sering posting disitus wordpressku. Kunjungi ya, fildzahnurulfauziyyah.wordpress.com :D
Ngomong-ngomong tentang 'SKOLIOSIS' memang tidak ada habisnya untukku... berjuta cerita dan misteri terus berdampingan mengiringi hidup. Oiyaaa... kemarin sempet iseng liat anggota MSI di grup, waw sudah mencapai 1053 orang. Luar biasa !! Hehe.. berarti penderita semakin banyak saja. Oke aku akan muli lagi menulis tentang kehidupan real ku dan secuplik kisah saudaraku sesama skolioser ya :) selamat membaca !!!!!