Cerita Skoliosisku

Awalnya gue gak nyangka, kehidupan gue berlalu begitu cepat. Bayangkan saja, lima tahun gue terdiagnosa skoliosis. Enam kali vonis operasi, tetapi berbagai kendala gue lalui. Dari mulai kondisi fisik, usia, dan biaya. Lo semua tahu gak? Biaya operasi skoliosis itu luar biasaaaa!!! Gue masih inget pas vonis tahun 2012.. saat itu belum ada fasilitas BPJS, gue pun gak punya fasilitas JAMKESMAS atau lainnya. Waktu itu dokter minta “Pak tolong siapin uang sekitar 100Juta” 2012 gais… itu awal gue mengurunkan niat buat operasi, selain itu.. waktu itu ada bagian tulang rib gue yang remuk akibat jatoh dari kursi pas lagi nulis Blog lama gue, terus saat itu usia gue baru aja 14 tahun. Jadi masih dalam masa pertumbuhan. Akhirnya gue mutusin buat pake BRACE “penyangga tulang belakang”. Rasanya kesiksa banget, awal gue pake Brace, gue gabisa tidur, gabisa duduk, kaku dan kesakitan sampe harus nangis selama 1minggu Full. Sampe akhirnya gue bersahabat dengan Brace, gue namain Brace gue HURU-HARA. Haha… itu temen gue sofi yang namain. Abisnya gue kaya yang mau perang aja, kemana-mana pake senjata pelindung. 23jam sehari dan boleh dilepas Cuma pas gue ngejalanin kewajiban shalat, streaching,renang sama mandi aja. Susah senang gue lalui bareng huru-hara.

About Scoliosis

Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung.
Ahli bedah tulang (ortopedi) mengklasifikasikan idiofatik skoliosis ke dalam empat kategori berdasarkan usia penderita ketika kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya. Keempat kategori tersebut adalah skoliosis idiofatik anak-anak, remaja, pada remaja yang berada di sekitar masa pubertas, dan dewasa.

Pembagian

Dalam perkembangannya, Scoliosis lebih lanjut Pada umumnya dibagi atas dua kategori diantaranya adalah Scoliosis Struktural dan Non Struktural.

Scoliosis Struktural

Suatu kurvatura lateral spine yang irreversible dengan rotasi vertebra yang menetap. Rotasi vertebra terbesar terjadi pada apex. Jika kurva bertambah maka rotasi juga bertambah. Rotasi ini menyebabkan saat foward bending costa menonjol membentuk hump di sisi convex. Sebaliknya dada lebih menonjol di sisi concav. Scoliosis struktural tidak dapat dikoreksi dengan posisi atau usaha penderita sendiri.

Scoliosis Non Struktural

Disebut juga Fungsional Scoliosis / Postural Scoliosis. Suatu kurvatura lateral spine yang reversibel dan cenderung terpengaruh oleh posisi. Di sini tidak ada rotasi vertebra. Umumnya foward/side bending atau posisi supine/prone dapat mengoreksi scoliosis ini.

Tentang Sahabat Gue



ALL ABOUT MY BEST FRIEND
Ini adalah cerita hidupku. Kenalkankan namaku Fildzah Nurul Fauziyyah. Ya.. mungkin sebagian dari kalian pernah membaca blog ku sebelumnya, tapi sayang aku lupa passwordnya hihi.. aku buat blog baru lagi. Oya… sekarang aku sudah kelas X disebuah Madrasah Aliyah dikab. Bandung. MAN MAJALAYA namanya. Sebentar lagi aku naik kelas XI do’akan ya semoga aku masuk jurusan IPA. Hm.. ya disini aku akan bercerita tentang sekolahku dulu, sebelum kecerita utama. Disekolah ku sekarang, aku punya banyak teman baru, sahabat baru. Pacar? Haha.. aku mau kenalkan sahabatku, yang pertama Fathu Qolbi Nihayatu Romadhona. Fathu? Apa yang aku fikirkan tentang dia? Dia adalah sahabatku, menyebalkan, lebay, alay pastinya. Kalian tahu tidak? Dia adalah cucunya fir’aun hihi….. tapi ya dia baik, dia pengertian, dia adalah orang yang gak pernah bosen dengerin curhatanku. Apalagi tentang si Doi. Yang kedua namanya Elin Nuraida. Elin? Apa yang aku fikirkan tentang dia? Dia adalah sahabatku, menyebalkan, alay tapi gak lebay. Cuma ya gitu, dia kalau ngomong gak pernah pake titik atau koma. Kadang aku sama sekali gak ngerti dia ngomong apa. Jadi… kalau dia mau cerita atau apalah itu, aku selalu lebih dulu bilang “Lin inget kalau ngomong pake titik sama koma ya” tapi dia gak marah… lalu ada sahabatku namanya Rama Nurul Azmi. Rama? Apa yang aku fikirkan tentang dia? Dia ya, salah satu sahabatku yaa.. dia so bijak, sedikit ngaco, kalem dan aneh. Tiap orang ngomong misalnya “ih kamu ko GJ!!” dia pasti jawab “sesungguhnya GJ adalah jelas yang tertunda” ya begitu juga dengan kata lainnya. Dia mau jadi RAMA TEGUH whahaha….

TERUNTUK SAHABAT


sahabatku..
hati manusia hanya bisa mencintai sekejap..
Kaki hanya bisa melangkah sejauh lelah..
Tetapi sebuah persahabatan adalah
Keabadian yang sangat berharga
Bagiku..
Jika suatu hari, entah kini ataupun esok
Aku tak lagi bias bernafas,
Ketahuilah..
Salah satu hadiah terindah adalah
Mengenal kalian.

KARENA TUHAN TAHU

oleh : fildzah nurul fauziyyah

Jari – jari itu….

antara benang-benang berwarna biru muda dan hijau pupus….

menari menciptakan irama silang dan tali menali menyatukan rasa keindahan dan bentuk yang tercipta dari rasa kasih sayang.

Detik, jam, hari, bulan ku lalui….

Dengan karya dan cipta keindahan setiap kerabat, sahabat ku bagi keindahan itu.

Setiap mereka ku karuniai kasih sayang

Itu setiap senyum mereka adalah senyumku

Kesahajaan….

Tanpa tuntutan…. Layaknya air mengalir

Kesabaran dan percaya kepada Tuhanku

Dia-lah yang menjaga…. Memelihara

Kadang aku meminta

Kadang aku memohon jangan

Namun ku yakin,
Karena Tuhan tahu aku mampu ada dalam perbedaan

Londok Story


                   Dia baik, penuh semangat, tegar, ceria, dan sangat tabah. Meski terkadang menyebalkan, tapi dia akan selalu jadi teman sekaligus sahabat terbaikku. Ya, dialah Fildzah Nurul Fauziyyah, gadis kecil paling tegar yang pernah kutemui. Sikapnya yang riang dan ceria hanyalah tipuan semata untuk menutupi segudang masalah yang silih berganti datang menghampirinya.
                        Hingga pada suatu ketika, setelah kami selesai melaksanakan shalat ashar, dia tiba-tiba saja terdiam meneteskan air matanya dihadapanku. Ku tanyakan padanya dengan nada rendah dan berusaha untuk menenangkannya. “kenapa?” tapi dia tetap diam membisu tanpa mengeluarkan satu katapun dari mulutnya. Dia hanya tersenyum kecil sambil terus meneteskan air matanya. Senyuman itu yang membuatku bingung dan semakin bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi padanya? Lalu kutanyakan lagi padanya dengan nada yang sama sambil terus menenangkannya “kenapa? Apa yang terjadi? Mengapa kamu menangis?” tetapi dia tetap saja diam membisu sambil terus meneteskan air matanya. Bahkan air matanya pun semakin deras bagaikan rintikan hujan yang turun kebumi. Dan untuk ketiga kalinya ku bertanya padanya “apa yang terjadi? Mengapa kamu menangis? Apa aku sudah melakukan sebuah kesalahan?” diapun terdiam seketika dan mulai menceritakan semuanya.
                        Dia berkata padaku bahwa selama ini dia mengidap penyakit skoliosis. Penyakit tulang yang memang sulit untuk disembuhkan. Bahkan hanya ada satu cara untuk mengobatinya yaitu dengan operasi. Kaget memang mendengar semua itu, sosok selama ini yang ku kira tegar dan penuh keceriaan ternyata adalah sosok yang sangat rapuh.
                        Sambil terus menangis dia terus menceritakan semua permasalahannya. Masalah yang cukup rumit dan mungkin tidak semua orang   bisa melewati dan menghadapinya. Dan tanpa kusadari akupun mulai meneteskan air mataku. Aku merasa bahwa aku turut merasakan apa yang dia rasakan. Dia terdiam dan mulai menghapus air matanya “kok kamu nangis? Cengeng ih….” Ucapnya padaku dengan nada ceria cirri khas dirinya. Tapi aku tetap saja menangis sambil tertawa kecil mendengar suara riangnya. Aku sungguh tak bisa berkata apa-apa. Rasa empati ku yang terlalu besar, membuat aku ikut terjun masuk kedalam permasalahannya. Dia pun berhenti menangis dan mulai melanjutkan ceritanya. Dia berkata “aku takut… sangat takut… aku takut penyakit ini akan mengambil semua yang kupunya, aku takut dia mengambil kehidupanku, aku takut dia mengambil nyawaku. Aku belum siap meninggalkan semua ini, aku belum membahagiakan kedua orangtuaku, aku belum mewujudkan segala impian dan cita-citaku, dan aku belum menjadi orang yang berguna bagi dunia. “ perkataan itu semakin membuatku menangis tersedu-sedu. Lalu ku tanyakan padanya “ lantas mengapa kamu tidak operasi? “. Diapun meneteskan air matanya lagi dan menjawab “ kendala biaya operasi yang menghambat semuanya, apalagi jika aku operasi sekolahku pasti akan terganggu. Aku ingin focus kesekolahku dulu tanpa mau memikirkan kesehatanku.” “tapi kesehatanmu juga sangat penting!!” ujarku dengan nada tinggi. “tapi sekolahku adalah masa depanku!” jawabnya padaku.
                        Aku pun tersenyum kecil dan mulai menenangkannya. Aku hanya bisa mensuport dan berupaya untuk menjadi pendengar yang baik. Ku katakana padanya bahwa jangan sampai masalah ini membuatmu putus asa dan membuatmu patah semangat.  Diapun tersenyum sambil berkata “tenang saja kawan, aku tahu Tuhan sedang menguji keimananku”. “ Aku takkan pernah putus asa, karena ku tahu dan ku yakin semua ini akan berakhir bahagia. Karena ku yakin badai pasti berlalu dan semua akan indah pada waktunya”. Kata-kata ini membuatku semakin kagum padanya. Dalam posisi seperti ini dia masih tetap tegar, tetap berdiri tegak dengan semangatnya. Tetap berkibar dengan semangatnya, dan tetap bisa membuat orang disekelilinya tertawa. Karena tingkah lakunya, walau tak ada seorangpun yang tahu bahwa hatinya sangat rapuh.

"Waktu Aku Sama Mika"

Waktu Aku sama Mika
Penulis: Indi
Ukuran: 11 x 18 cm
Penerbit: Homerian Pustaka
Hal:145 + v

Buku ini berisi coretan-coretan dari seorang gadis bernama Indi. Indi terlahir sebagai gadis yang “special” karena mengalami cacat tulang belakang. Untuk bisa berdiri tegak, maka dokter pun memasang penyangga di punggungnya sampai sebatas leher. Hal tersebut yang membuat seorang Indi menjadi pribadi yang pasif.
Di suatu hari saat berkunjung di rumah pamannya, Indi bertemu dengan seorang pria yang bernama Mika. Mika pada awalnya terlihat seperti pria-pria muda yang pada umumnya. Tapi setelah pertemuan-pertemuan berikutnya, Indi merasa bahwa Mika bukan pria biasa, tapi pria yang “luar biasa”. Mika yang menderita penyakit AIDS, memiliki motivasi yang hebat untuk tetap hidup dan mampu mengalirkannya pada orang lain termasuk, Indi. Tanpa pamrih, motivator yang baik, dan penuh keajaiban membuat seorang Indi akhirnya jatuh cinta pada Mika.
“Mika ajarkan aku tentang cinta tanpa syarat
Cinta tidak perlu berbalas. Tidak perlu pamrih.

Kalian mau tahu buktinya??

Mika selalu bilang. Dia sayang sekali sama aku.
Tapi Mika tidak pernah tanya, aku sayang dia atau tidak
(Tanpa Syarat, hal:65)


Hari demi hari dilalui oleh mereka berdua, sampai pada suatu cerita Mika harus pergi karena Kematian. Kemudian, terciptalah coretan-coretan yang dituliskan oleh Indi sebagai wujud pergolakan hati dan pikirannya mengenai arti kehilangan terhadap seseorang Mika.
Indi dengan polosnya bercerita kepada Tuhan betapa Ia membutuhkan Mika. Bukan hanya sebagai status seorang kekasih, melainkan sebagai orang yang mampu memotivasinya untuk tetap maju.
Tuhan itu hebat.
Tuhan bisa lakukan apa saja.
Tuhan miliki Mika
Tuhan juga miliki yang lainnya.
Semuanya….

Tapi aku tidak hebat..
Aku bahkan tidak bisa berlari…
Aku hanya miliki sedikit…
Hanya Mika..
Apakah Tuhan tahu??
Aku lebih membutuhkan Mika daripada Tuhan..
Apakah Tuhan tahu??
(Apakah Tuhan tahu, 107-108)

Tapi, hidup adalah untuk terus dilanjutkan, bukan untuk diratapi. Karena hidup hanya sekali dan suatu saat akan bertemu dengan kematian. Indi pun tetap berjuang demi kesembuhannya tanpa melupakan Mika. Pahlawannya. Bahkan di akhir cerita, Indi masih menyimpan nama Mika di sudut hatinya yang lain meskipun telah ada seorang pria yang telah menempati hatinya di sudut lain.


Anda bisa mencintai laki-laki lain, tanpa harus “mengabaikan” seseorang..
Karena Anda masih memiliki ruang yang luas di hati untuk mencintai.

Karena Aku Istimewa

"karena cinta itu sempurna"


"untukku hidup adalah perjalanan, petualangan atau cara lain Tuhan memberi tahu aku bagaimana cara bersenang - senang. aku tahu Tuhan pasti menentukan tujuan hidupku. aku tidak perlu mencarinya. aku hanya harus menunggu Tuhan menunjukannya"

awalnya petunjuk - petunjuk seperti benang kusut. aku bisa menyentuhnya tapi sulit untuk menemukan ujungnya agar aku bisa mengurainya secara berurutan. aku bahkan sempat mengira sempurna adalah bencana. Lalu Tuhan membantu untuk mengurutkan semuanya, menempatkan segala peristiwa yang diberikanNya sebagai reaksi berantai.